Jumat, 29 April 2011
Gottfried Wilhelm Leibniz
Selain berperan dalam kalkulus, Pria Jerman, Gottfried Wilhelm Leibniz memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan Logika Simbolis. Saat kecil, Leibniz belajar berbagai macam pengetahuan secara otodidak. Dia belajar Bahasa Latin sendiri saat usianya delapan tahun dan mulai belajar bahasa Yunani saat berumur dua belas tahun. Saat itu, dia sedang mempelajari karya Aristoteles dan mulai tertarik pada Logika Formal.
Pada usia lima belas tahun, Leibniz menjadi siswa di University of Leipzig untuk belajar ilmu hukum. Dia mendapat gelar Bachelor dua tahun kemudian dan gelar master tahun berikutnya kemudian pindah ke University of Nuremberg.
Leibniz menerima gelar doktornya dalam setahun. kemudian segera mendapat tawaran Profesorship yang ditolaknya, dia mengatakan bahwa "Ada sesuatu yang lain dipikirannya". Selain ilmu hukum, sesuatu yang lain itu termasuk politik, religi, sejarah, literature, metafisik, filosofi, logika dan matematika. Dia bekerja dari dukungan banyak pihak, dan melayani elit saat itu sebagai seorang pengacara, sejarawan dan pustakawan. Saat itu, Leibniz ditawari unuk menjadi pustakawan di Vatikan yang lagi-lagi ditolaknya.
Kontribusi Leibniz untuk logika adalah karyanya "Karakter Universal." Leibniz percaya, mengkombinasikan logika dan matematika, sebuah bahasa simbolis yang umum dapat diciptakan yang dengan demikian dapat membantu mencari solusi masalah sains dengan kesalahan sekecil mungkin. Dalam Bahasa Universal ini, pernyataan dan relasi logika direpresentasikan oleh huruf dan simbol. Dalam kata-katanya "All thruth reason would be reduced to a kind of calculus, and the errors would only be errors of computation."
Substansinya, Leibniz percaya saat suatu masalah dibahasakan dalam bahasa universal ini, masalah itu akan dengan sendirinya terpecahkan dengan mengaplikasikan aturan matematis yang berlaku untuk simbol itu.
Leibniz bekerja dalam pengkajian logika simbolis dan tidak memiliki karir akademi lagi. Pengkajian secara sistematis terhadap logika simbolis tidak berjalan sampai abad ke sembilan belas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar